Hari/Tanggal: Jumat–Sabtu, 7–8 Januari 2011
Lokasi: Rumah Tante Evi di Graha Bintaro dan Gedung
ANTAM, Jakarta
H
|
ari Jumat, 7 Januari 2011
pagi, saya berada di rumah saya di Permata Pamulang bersama papa saya, kakak
saya, Mas Warto, dan juga Intan, keponakan saya, kita pergi ke rumah Tante Evi
di Graha Bintaro untuk mengikuti acara pengajian menjelang pernikahan sepupu
saya, Da Reksa – anak Tante Evi – yang
digelar pada keesokan harinya, saya datang sekitar jam 9 pagi, setelah itu saya
sempat ke lantai 2 dan ke salah satu kamar yang ada di lantai 2, yaitu kamar
yang bersebelahan kamar mandi di sisi kiri, setelah itu saya sempat bertemu
dengan Stefanie – sepupu saya –, lalu saya sempat melihat kucing peliharaan di
lantai 2, sementara itu saya sempat bertanya kepada gadis kecil yang masih
duduk di bangku SD, saat ditanya, gadis kecil tersebut tinggal di Jawa Timur,
dan pada hari itu, dia tidak sekolah. Saat keluarga yang datang dari Australia,
saya ikut melihat mereka yang datang dari Negeri Kangguru tersebut, saya
mendapat oleh-oleh berupa alat tulis yang terbuat dari kayu, berupa pensil,
penggaris, dan tempat pensil. Mendekati jam Shalat Jumat, saya ikut salah satu
rombongan yang ikut Shalat Jumat, setelah Shalat Jumat, saya dan bersama
rombongan Shalat Jumat kembali ke rumah Tante Evi untuk melanjutkan acara
keluarga kami.
Pada siang
yang indah ini, Keluarga Mama Diah yang tinggal di Sarana Indah Permai,
Ciputat, Tangerang Selatan, Bang Didi, anak bungsu Mama Diah, juga ikut bersama
keluarganya, Bang Didi memakai baju koko lengan panjang, tapi digulung. Pada
siang ini juga, Kak Adis dan Kak Tria duduk semeja di depan rumah sebagai
penerimaan tamu, selama pengajian, saya berada di luar. Setelah pengajian akan
ada acara siraman untuk Calon Mempelai Pria di halaman belakang rumah, di saat
yang sama saya berada di tempat yang sama untuk menyaksikan acara siraman
tersebut. Setelah siraman ada beberapa kegiatan lain setelah acara siraman yang
juga menjadi penutup acara.
Setelah itu
mereka semua berkumpul di ruang utama di rumah tersebut, kita membahas untuk
persiapan terakhir menjelang pernikahan Da Reksa dan Mba Eno yang digelar di
Gedung ANTAM untuk resepsi pada esok malam, sementara Akad Nikah digelar di
salah satu Masjid di Gedung ANTAM pada esok sore. Sementara itu, saya yang suka
“jahilin” Bang Didi, harus bertanggungjawab kepada Bang Didi, menurut penuturan
salah satu dari mereka yang hadir pada hari itu. Pada malam harinya, Stefanie
dan Kak Adis sedang melakukan salah satu tugasnya, sementara itu saya melakukan
Shalat Maghrib bersama salah satu paman saya, sementara Bang Didi sedang
duduk-duduk di halaman belakang rumah, pada malam hari itu, Bang Ricky sedang
melakukan salah satu tugasnya, yaitu menyusun daftar jemputan untuk menuju
Gedung ANTAM melalui laptop-nya yang
akan dilakukan pada keesokan harinya, namun saat Bang Ricky mengerjakan
tugasnya, laptop yang digunakannya lowbat, sementara itu Bang Didi sempat
ngobrol bersama kakak saya.
Sekitar jam
7 malam, Bang Didi pulang ke rumahnya, sementara saya masih berada di rumah
Tante Evi, tapi saat Bang Didi meninggalkan rumah Tante Evi, saya menerima
keputusan dengan baik. Setelah itu saya dan keluarga saya pulang ke Bukit Dago
sekitar jam 8 malam, dijemput dengan mobil salah satu yang hadir pada hari itu,
dan sampai di Bukit Dago sekitar jam 9 malam.
Hari Sabtu
Hari Sabtu
tanggal 8 Januari 2011, saya berada di Bukit Dago, bersama Kakak, Mas Warto,
dan Intan. Kita bersama ke rumah Tante Evi sekitar jam 11 siang, kita pergi
menggunakan taksi, sekitar jam 12 siang kita sampai ke tempat tujuan. Setelah
itu saya melihat situasi di rumah Tante Evi ramai karena mereka sedang
mempersiapkan acara Pernikahan Da Reksa, di saat yang sama, saya bertemu Kak
Merah bersama orangtuanya di halaman belakang rumah Tante Evi. Saat saya
mengobrol bersama, saya disebut “Irfan Bachdim” kata ayah Kak Merah.
Kita
berangkat sekitar jam 1 siang, saya duduk di mobil Daihatsu Xenia milik Kak Eja
dikendarai oleh Dai, sementara saya duduk di depan mobil sebelah Dai yang
mengendarai mobil itu, dibelakang saya, ada Kakak, Intan, Mas Warto, dan yang
lainnya. Sementara mobil-mobil yang ada di rumah Tante Evi, berjalan bersama
menuju Gedung ANTAM, tampaknya saat saya sedang menuju Gedung ANTAM, saya
merasakan atmosfer di jalan raya seperti parade konvoi yang dipenuhi kendaraan
di jalan raya dan berjalan bersama. Kita sampai jam 2 siang, sementara itu, ada
beberapa orang yang datang dari rumah Tante Evi, tapi juga ada yang datang
langsung ke Gedung ANTAM, Papa, Om Rul, dan keluarga Om Bai yang datang
langsung ke lokasi pernikahan itu, sementara itu, yang datang dari rumah Tante
Evi, antara lain adalah: Stefanie yang ikut Kak Adis dan Kak Eja, memakai mobil
Mazda, sementara Kak Merah naik bis Blue Bird bersama yang lainnya.
Sebagai
catatan: dress code sebelum resepsi
untuk pria seperti saya memakai batik, selain itu, saya, dan yang lainnya juga,
memakai peci. Untuk resepsi, yang pria memakai beskap + kain batik – digunakan di
pinggang – + celana panjang hitam + sepatu hitam, sementara untuk wanita,
memakai kebaya berwarna ungu berbagai model. Akad nikahnya dilaksanakan di
Masjid sebelah Gedung ANTAM pada jam 4
sore, sementara saya berada di luar Masjid karena terbatasnya tempat untuk
duduk. Sementara saya, berada di suatu ruangan bersama Kakak dan Intan, setelah
itu saya diajak salah satu sepupu ke ruang ganti untuk mengganti dress code dari batik ke beskap, pertama
saya masuk ke pintu utama gedung tersebut, kedua saya melewati ruang ganti
pengantin perempuan dan saya bersama sepupu saya menemukan pintu ruang ganti,
saat saya memasuki ruang ganti, rasanya saya berada di ruang ganti stadion –,
di ruang ganti tersebut dilengkapi dengan kamar mandi layaknya ruang ganti
stadion. Beberapa menit sebelum Maghrib, saya menyantap teh dan makanan
berkuah, saat saya duduk di kursi tanpa meja, tepatnya di depan pelaminan. Lalu,
saya pindah ke tempat yang menyediakan meja, tepatnya di samping kanan depan
pelaminan, kalau saya bertahan di kursi tanpa meja, beskap saya bisa kotor. Catatan
tambahan: Bang Didi datang lebih lambat karena Bang Didi bermain sepak bola
terlebih dahulu sebelum dia menyusul ke Gedung ANTAM untuk mengisi acara
Pernikahan Da Reksa. Selain itu saya juga sempat melakukan pemotretan bersama
Papa, Kakak, Mas Warto, dan Intan.
Beberapa jam
sebelum resepsi saya dan beberapa panitia yang bertugas mempersiapkan diri
untuk menjalankan tugas masing-masing. Saya bertugas sebagai penerima suvenir,
saya duduk di lorong, tepatnya di belakang kursi-kursi yang disediakan untuk
tamu-tamu undangan. Sementara itu Bang Didi, Taufiq, dan saudara sepupu
lainnya, duduk bersama saya, saat saya meninggalkan lorong, saya menyantap
hidangan istimewa yang tersedia di depan pelaminan. Catatan tambahan: Bang Didi
bersama sepupu lainnya pindah dari ruang penerimaan suvenir ke ruang penerimaan
tamu.
Ketemu Lagi...
Saat saya
sedang menyantap lasagna, ternyata
saya bertemu dengan Risma Ayus Qanita – itu nama Facebook-nya, tapi kalau
panggilannya saya lupa – beserta keluarganya.
Penutup
Di
penghujung acara, saya, Bang Didi, dan sanak keluarga lainnya berkumpul di atas
pelaminan, untuk melakukan sesi pemotretan, di akhir sesi pemotretan, kita
disuruh untuk bergaya lebih seru, agar tampilan foto menjadi menarik untuk
dilihat.
Setelah
acara berakhir, saya dan lainnya harus kembali ke ruang ganti untuk mengganti
pakaian yang dipakai sebelum resepsi. Selain itu, saya sempat berkumpul bersama
sepupu saya, mereka diantaranya adalah: Bang Didi dan sepupu dari Australia,
cowok, saat berkumpul, saya sempat bercanda tawa saat kita sedang mengobrol
bersama, sebelum saya disuruh pulang oleh keluarga saya.
Kejadian
menarik terjadi saat Kak Merah harus berjalan hati-hati saat dia keluar gedung,
tepatnya di lorong sebelah kanan tempat pelaminan, hal ini disebabkan karena
adanya pecahan kaca gelas.
Saya, Kakak,
Papa, Intan, dan Mas Warto, pulang sekitar jam 10 malam, kita pulang
menggunakan taksi, dan saya sempat mampir di Permata Pamulang untuk mengambil
koran saya, sementara Papa langsung pulang, saya dan yang lainnya pulang ke
Bukit Dago. Kita sampai di Bukit Dago sekitar jam 11 malam.