Translate

Sabtu, 09 Juni 2012

Catatan Perjalanan SumBar 2012 (Hari kedelapanbelas: Sweet Seventeen, Tour de Singkarak, dan Demam)

Hari/Tanggal: Jumat, 8 Juni 2012
Tempat: Talang, Solok

Hari Jumat, tanggal 8 Juni 2012, saya genap berusia 17 tahun, pada pagi itu, saya masih berada di rumah Te Netti, pada pagi itu, Vien menjadi orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun buat saya, lalu, Chacha dan Te Netti yang ada di rumah Te Netti, juga mengucapkan selamat ulang tahun buat saya, masih pada pagi harinya, saya menonton Inbox di SCTV dan Dahsyat di RCTI, masih di pagi hari, saat saya sedang menyaksikan acara Dahsyat di RCTI, saya tak menyangka, mantan pemain sepak bola Spanyol, Fernando Morientes datang Indonesia, selain itu, Diego Michiels, pemain sepak bola Indonesia keturunan Belanda itu, tampil di acara Dahsyat. Sekitar jam 10 pagi, Chacha pulang ke rumahnya setelah mengikuti Ujian Kenaikan Kelas, lalu Chacha online, pertama Chacha mencoba modem memakai Vodafone-Telkomsel saya di laptop Axioo-nya Chacha, tapi tidak bisa digunakan, lalu, Chacha menggunakan modem Vodafone-Telkomsel saya di laptop Acer Aspire One 522 saya. Pada jam setengah 12 siang, saya makan siang dengan sup daging di rumah Nenek Mami yang saya sempat makan pada kemarin.

Pada jam 12 siang, saya ke rumah Mama Diah untuk melihat langsung Tour de Singkarak 2012 yang pada hari itu melewati Gunung Talang, pada hari itu, Tour de Singkarak memasuki etape ke-5 dari Padang Panjang ke Danau Singkarak sebagai titik finish Tour de Singkarak pada tahun-tahun sebelumnya, sebelum saya menyaksikan Tour de Singkarak, saya sempat ke warung bersama Dai, Dai beli makanan dan Milo, sementara saya malah beli Kacang Garuda, kacang yang saya beli itu, untuk nonton bola, selain itu, saya sempat membaca Tabloid BOLA yang tersedia di warung itu, lalu, saat penjaga warung menawari koran tersebut, saya menolaknya, dan saya hanya baca di tempat saja dan tidak dibawa pulang. Pada jam 5 sore, para ofisial dan pebalap sepeda melewati Jalan Lintas Sumatera di Gunung Talang, dan saya menyambut balap sepeda ini dengan antusias penuh, saya melihat mobil-mobil yang melintas bersama pebalap sepeda yang mengikuti Tour de Singkarak, salah satu dari mereka adalah, mobil ofisial tim, ambulans, polisi, mobil media, bis pariwisata, dan lain-lain.

Sekitar jam 6 sore, tepatnya setelah saya menyaksikan Tour de Singkarak bersama papa, Om Rul, Mama Diah, dan Dai, saya shalat Ashar, kembali ke rumah Te Netti, mampir ke rumah Te Netti, sebelum saya meninggalkan rumah Te Netti, bersama papanya, Chacha, sempat berkata "Ke Padang, ketemu Tante Wita ya...", setelah itu, kami mampir di rumah Om Budi, di rumah Om Budi, saya menyantap teh telur yang bentuknya menyerupai cappuccino dan keripik balado, setelah itu saya kembali ke rumah Te Upik-Te Sarinah, saya diantar bersama salah satu gaek saya, setelah itu, saya sempat menyaksikan Konser Opening Ceremony Euro 2012 yang disiarkan di RCTI di rumah Te Sarinah.  Pada malam harinya, saya ke rumah Fauzan di depan rumah Te Upik, saya ke sana untuk mencicipi hidangan, dan ternyata, makan bersama menjadi dalam rangka HUT saya yang ke-17, setelah itu, saya kembali ke rumah Te Upik, masih pada malam itu, saya menelpon \Pak Tuo di HP saya, saat saya menelpon Pak Tuo, saya bertanya kepada Pak Tuo tentang keberadaan Pak Tuo, lalu Pak Tuo menjawab “di Pulau Air”, lalu, saya terjatuh di salah satu kamar di rumah Te Upik, selain itu, saya menelpon Nenek Ani melalui telepon rumah Te Upik (telepon yang diangkat pertama, Pak Tuo (lagi?), bukan Nenek Ani), kata Pak Tuo, Pak Tuo lagi di rumah Nenek Musliati, selain itu, saya sempat bertanya kepada Nenek Ani, "Tante Wita ke mana?" tanya Qayyum, "Oh, Tante Wita tidur di rumah, banjir" jawab Nenek Ani, artinya pada hari itu, kota Padang banjir, sebelumnya saya sempat menelpon Kak Adis, tapi akhirnya tak diangkat, sebelumnya, saya sempat membawa laptop dan mengisi baterai HP saya ke rumah Te Sarinah. Sebelum jam 10 malam, saya shalat Isya di rumah Te Upik, setelah itu, saya kembali ke rumah Te Sarinah untuk menyaksikan Euro 2012, tapi saat saya memantau channel RCTI di rumah Te Upik, disensor, sedangkan TV di rumah Te Sarinah, juga disensor, saat hujan tiba, saya merasa demam, lalu, saya menulis saya sedang demam di Twitter, lalu Bang Jeffry bilang, “masa ulang tahun demam”, saya membalas: “demamnya karena hujan”, selain itu, saya juga menulis status di Facebook, “Angin Kencang… Hujan Deras… Nggak Banget Dech…”, sekitar jam setengah 12 malam, saya kembali ke rumah Te Upik untuk tidur, lalu, saya bertemu dengan Da Apen yang baru kembali ke rumah dengan sepeda motornya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar